KOEDOE DJADIE ART PRODUCTION
Berdasarkan
pada kegemaran di dunia seni rupa dan kriya, KOEDOE DJADIE ART PRODUCTION
merupakan suatu wadah atau perkumpulan buat orang-orang yang memiliki daya
kreatifitas yang disalurkan dalam bentuk seni rupa ataupun kriya. Seperti
aksesoris, merchandise ataupun souvenir bahkan ukiran serta kerajinan tangan
lainnya.
Dengan
berfilosofi pada Awi Tilu Satangtung yang bermakna sama dengan filosofi
kehidupan orang sunda yaitu Tritangtu. Tri artinya tiga, tangtu (bhs.
Sunda) artinya pasti atau tentu. Tangtu, diperkirakan berasal dari
bahasa Sansakerta, yakni tan yang berarti jaring labah-labah dan tantu yang
artinya benang atau ikatan. Tri tangtu, pikukuh tilu, atau hukum
tilu, adalah sebuah konsep atau gagasan berpikir filosofis yang
rasionalitasnya digunakan untuk menjaga keselarasan dalam berkehidupan, baik
secara vertikal maupun horizontal. Filosofi tri tangtu adalah, ”tiga
untuk ber-satu, satu untuk ber-tiga”. Prinsipnya, bahwa ”tiga hal” itu
sebenarnya adalah ”satu hal”, demikian sebaliknya. Bersifat paradoksal, menyatu
ke dalam dan mengembang ke luar, dari luar tampak tenang, teguh, satu; dan di
dalam aktif dengan berbagai aktivitas.
Ungkapan, dzat, sifat, atma; sir, rasa, pikir; tekad,
ucap, lampah; silih asah, silih asuh, silih asih; nyawa, raga, pakean, naluri,
nurani, nalar (SQ, EQ, dan IQ) dan sederet ungkapan lainnya, pada
dasarnya adalah rucita (tuntunan) berkehidupan itu. Ungkapan tiga yang
disatukan itu, adalah sebuah sistem hubungan yang masing-masing menjelaskan dan
mempunyai makna kausalitasnya. Persoalannya, bagaimana kita bisa membaca sistem
hubungan dibalik masing-masing aktivitas itu. Bahwa konsep pemikiran primordial
tersebut memang memerlukan perenungan, namun intinya adalah, bagaimana manusia
mengubah dirinya menjadi manusia yang lebih luhur sehingga bisa mencapai yang
transenden, yakni mencapai apa yang berada di luar dunia nyata. Tekad dan Ucap
tidak akan berbuah apapun tanpa Lampah. Demikian pula, tidak akan ada Lampah
tanpa Tekad dan Ucap. Istilah ini dikenal oleh orang sunda dengan istilah Pok, Pek, Prak.
Awi Tilu Satangtung
pun sama dalam pengertian seperti itu, dimana tiga ketentuan harus ada dalam
satu kesatuan. Di masyarakat Sunda dikenal istilah Pok, Pek, Prak. Tatkala kita belajar di sekolah pun
telah diajarkan hal seperti ajaran Ki Hajar Dewantara dengan bahasa seperti Tut Wuri Handayani, Ing Madya Mbangun Karso,
Ing ngarso Sung Tulodo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar